Frequently Asked Questions (FAQ)
Kebutuhan gizi atlet diestimasi berdasarkan usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, durasi latihan, frekuensi latihan.
Pengaturan makan saat latihan bergantung pada intensitas latihan yang dijalani atlet.
Pada latihan intensitas ringan, dalam setiap kali makan, seorang atlet dianjurkan untuk mengasup ¼ bagian dari piring berupa makanan pokok, ¼ bagian piring berupa lauk-pauk, dan ½ bagian piring berupa sayur dan buah.
Pada latihan intensitas sedang, dalam setiap kali makan, seorang atlet dianjurkan untuk mengasup 3/8 bagian dari piring berupa makanan pokok, ¼ bagian piring berupa lauk-pauk, dan 3/8 bagian lainnya berupa sayur dan buah.
Sementara pada latihan intensitas tinggi, ½ bagian piring merupakan makanan pokok, ¼ bagian merupakan lauk pauk, dan ¼ bagian lainnya merupakan sayur dan buah.
Pada saat pertandingan:
3-4 jam sebelum tanding, atlet wajib mendapatkan makanan lengkap yang mudah cerna. 2-3 jam sebelum tanding, atlet mendapatkan makanan ringan tinggi karbohidrat kompleks seperti sport bar, roti, biskuit. 1-2 jam sebelum tanding, atlet mendapatkan makanan cair seperti jus buah. 30-60 menit sebelum bertanding, atlet mendapatkan minuman cair sumber karbohidrat dan elektrolit.
Makanan olahraga atau biasa dikenal dengan sport food yang dapat dikonsumsi oleh atlet meliputi sport gel, sport bar, liquid meal, dan sport drink.
Suplemen digunakan ketika atlet tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi melalui pemberian basic diet dan sport food.
Tubuh mengalami dehidrasi dikarenakan terjadi kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebih selama latihan/ bertanding yang jika tidak diatasi secara tepat akan berdampak negatif bagi performa atlet.
Pengaturan pemberian cairan pada fase sebelum latihan yaitu asupan cairan diberikan 4 jam sebelum latihan sebesar 2,1-3 ml/kg BB. Cairan yang dikonsumsi diutamakan mengandung natrium.
Komponen cairan yang dibutuhkan setelah atlet latihan atau bertanding tidak hanya berisi air putih biasa, namun juga mempertimbangkan komponen karbohidrat dan elektrolit serta vitamin. Hal ini mampu memperbaiki kondisi tubuh terutama pada atlet yang melakukan latihan dengan durasi yang lama.
Akibat yang ditimbulkan jika atlet kekurangan cairan saat latihan/ bertanding akan mengakibatkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang berdampak pada penurunan performa saat latihan dan bertanding.
Volume cairan pada saat latihan diberikan sebanyak 89-237 ml setiap 15-20 menit.